Suka Duka Kerja di Vads (Bagian I)
Hai, I’m back. Aku mau berceloteh tentang suka duka
pekerjaan pertamaku. Yaps, pekerjaan pertamaku sebagai call center di Vads.
Pernah dengar perusahaan itu gak sebelumnya? Oke, Vads adalah perusahaan
outsource penyedia SDM telekomunikasi. Yah, sejenis call center gitu lah. Ada
banyak project yang ada di Vads. Beberapa yang kalian tahu ada elevenia,
tokopedia, Indosat dan terbesar adalah XL. Sebelum benar-benar
menjadi staf di sana, aku juga akan share
masa-masa training selama satu bulan.
![]() |
Achievers Team |
Oke, kali pertama aku tahu info lowongan call center ini saat aku dan temanku
cari kerjaan di Career Expo UGM Jogja
tahun 2016. Saat itu ego ku sedang tumpeh-tumpeh. Biasalah, ajang balas dendam
merayakan kebebasan. Sudah sejak lama aku pengin banget keluar dari zona nyaman
keluarga di Solo, and I chose Yogyakarta as my dream city. Jakarta?
Nggak tahu kenapa, ibukota nggak masuk dalam daftar kota impian. Cukup jadi
ibukota saja lah dengan segala keruwetannya. Beberapa perusahaan aku coba
apply, salah satunya di PT. Vads Indonesia cabang Yogyakarta. Saat itu ada dua
loker yang dibutuhkan, call center XL sama TM1oo. Nanti aku kasih tahu apa itu
TM1oo (ti-em-seratus).
Setelah kira-kira menunggu seminggu, akhirnya aku dikabari
untuk tes dan wawancara . Urutan tes yang aku lakukan saat itu ada interview
HRD, typing test, TOIEC test, dan interview user. All in one day services. Setelah interview tahap I, baru aku tahu
bahwa TM1oo adalah call center perusahaan telekomunikasi Malaysia. Singkat
cerita aku diterima dan harus bersedia pelatihan sistem selama kurleb 29 hari
dulu. Oiya, biasanya syarat mutlak bisa diterima call center bagian TM100 ini wajib
ain menguasai enggres dan nggak medok. Alamak.
Bismillah, aku tetap mencoba dulu untuk ikut training.
Entah nanti nggak cocok pun bisa cabut lah, daripada nganggur gajelas. Nah, training
biasanya dimulai pukul 8 pagi sampai 4 sore. Kegiatan itu aku lakuin tiap hari
Solo-Yogya PP. Terbayang capeknya, Ya
Lord. Awal masa sih aku sama temenku masih bakoh naik motor PP, abis itu tepar
dan pilih naik kereta. Itu pun terkadang ada drama ketinggalan kereta karena
jam 4 sore Jogja pasti macet. Bener-bener cobaan banget. Nah, training yang aku
lakuin selama 29 hari mencakup penguasaan bahasa manglish (Melayu-English),
pengenalan produk provider yang mirip Indi***, pelatihan sistem, dan reporting.
Di tengah masa training, temanku nggak kuat dan memilih mundur. Aku?
Dengan tekad bulat, aku meneruskan perjuangan dapet kerjaan
pertama sampai on job assurance atau OJA yang mendebarkan hingga resmi diterima
menjadi agen CSP (Customer Service Provider) di vads project TM1oo. Jujur dari
awal aku diterima, I’m not really excited, justru aneh aja, kayaknya pas
OJA nggak meyakinkan, apalagi aku termasuk second chair. Yang kupikirin,
pokoknya aku harus dapat kerjaan di Jogja. Titik.
Aku ingat, betapa deg-degannya aku kali pertama ngomong sama
orang malaysia, bahasa Inggris mereka pun broken sebenernya, tapi bagaimanapun English
tetep jadi EFL mereka dan rata-rata orang kota sih udah jarang pake malay.
Sering banget dapet pertanyaan ‘kamu orang mana, sih? Kok logatmu beda?’ of
course sesuai SOP aku tetep jawab jujur kalau emang orang Indonesia, tapi kerja
di KL. Mereka pun paham. Tapi lama-lama yaa, biasa lah orang call center pasti
banyak hoaks nya. LOL. So, banyaak banget pengalaman seru kerja di call center
khususnya untuk project English skill. Stay kepo aja di postinganku
selanjutnya.<>
Wah ceritanya menarik,...
BalasHapusjadi penaasaran pengen gabung kayaknya nih mmin
Kakak waktu training laju solo-jogja??
BalasHapusHai Kak Windhi, maaf baru balas. Iya dulu aku sempat laju, tapi trus capek. jadinya indekos
HapusKantot nya kayak apa kak ? Seperti perkantoran di kota yaa ??
BalasHapusKak kalo hari pertama izin tidak mengikuti training karena ada kepentingan, imbasnya nanti bisa ga terima atau gmn ya kak?
BalasHapus